Wednesday, February 5, 2014

Faktor yang Menurunkan Absorpsi Kalsium


Beberapa faktor yang menurunkan absorbsi kalsium, yaitu:

a. Protein dan Sodium

Protein terutama protein hewani dan sodium dapat menurunkan absorbsi kalsium melalui urin. Setiap penambahan 43 mmol (1 g) sodium akan menyebabkan penambahan kehilangan 0,6 mmol (26,3 mg) kalsium dan setiap penambahan 1 g protein menyebabkan kehilangan 0,044 mmol (1,75 mg) kalsium

b. Fosfor

Asupan tinggi fosfor mengurangi kehilangankalsium lewat urin, akan tetapi meningkatkan kehilangan kalisium lewat feses pada waktu yang bersamaan, sehingga tidak ada keuntungan yang didapat

c. Asam Oksalat

Asam oksalat terdapat dalam sayuran hijau daun, seperti bayam. Asam oksalat dengan kalsium akan membentuk kalsium oksalat yang tidak larut dan sulit diabsorbsi. Terbentuknya kalsium oksalat tergantung pada jumlah asam oksalat yang ada. Jika terdapat kalsium dalam jumlah cukup untuk membentuk ikatan denagan asam oksalat maka tidak ada asam oksalat bebas untuk bergabung dengan kalsium dari bahan makanan lain. Sayuran daun pada umumnya banyak mengandung asam oksalat bebas. Kurang lebih 55% asam oksalat bebas pada bayam terdapat dalam bentuk bebas dan mudah larut

d. Asam Fitat

Asam fitat juga membntuk ikatan garam dengan kalsium yang tidak dapat dipisahkan dalam usus dan terlalu besar untuk diabsorbsi secara utuh oleh rute paraseluler. Asam fitat terutama terdapat pada sekam padi/gandum. Asam fitat tidak terlalu merusak jika roti diragi dan ikatan fitat dihidrolisasi oleh enzim ragi selama prosesfermentasi

e. Ketidakstabilan Emosi

Efisiensi absorbsi kalsium dapat dipengaruhi oleh stabilitas emosional individu. Stress, tegang, cemas, sedih, bosan dapat mengganggu ansorbsi kalsium

f. Kurang Olah Raga

Orang yang tidak melakukan olahraga ketahanan tubuh seperti berjalan, berlari, bed rest sehingga cenderung tidak aktif, dapat kehilangan 0,5% kalsium tulang per bulan dan sulit untuk mengganti kehilangan kalsium tersebut. Beberapa bukti menemukan bahwa kehilangan kalsium lebih disebabkan oleh kurangnya berat tulang bukan ketidakaktifan bergerak. Orang yang berolahraga renang memiliki kepadatan tulang lebih rendah daripada mereka yang berolahraga ketahanan tubuh seperti lari atau jalan

g. Serat

Serat dapat meningkatkan motilitas gastrointestinal, mengikat mineral dalam struktur serat. Serat dalam sayuran hijau tidak memiliki efek terhadap absorpsi kalsium, namun serat dalam gandum dapat mengurangi absorpsi kalsium

h. Kafein

Konsumsi tinggi kafein meningkatkan kalsium melalui urin dan merangsang sekresi urin ke dalam gastrointestinal. Secangkir kopi dapat mengurangi absorpsi kalsium kurang lebih 3 mg

i. Obat

Obat - obatan seperti anti konvulsan, kortison, tiroksin, dan antasid mengandung aluminium memiliki efek samping menurunkan kalsium

Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Proses tersebut dinamakan ekskresi kalsium. Jumlah kalsium yang diekskresi melalui urin mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorpsi. Ekskresi kalsium juga terjadi melalui kulit, rambut, dan kuku.

Sumber Kalsium bisa dijumpai pada makanan yang sehari-hari berada di sekitar kita. Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu seperti keju, ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering adalah sumber kalsium yang baik. Serealia, kacang-kacangan, tahu dan tempe, dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini mengandung banyak zat penghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat dan oksalat. Susu non fat adalah sumber terbaik kalsium, karena ketersediaan biologiknya tinggi. Kebutuhan kalsium terpenuhi bila kita makan makanan seimbang setiap hari.

Kebutuhan kalsium akan terpenuhi bila kita makan makanan yang seimbang tiap hari, kecukupan kalsium yang rendah pada masa remaja menghasilkan tulang yang tidak padat yang dapat menjadi masalah serius pada seseorang selama masa kehidupannya, terutama pada hari tuanya. Makanan harus seperti susu, yogurt, dan keju adalah sumber kalsium yang baik dan harus dimasukkan dalam menu sehari-hari.





                                                      





(sumber: KTI)

No comments:

Post a Comment