Tuesday, February 11, 2014

Pengendalian Kalsium dalam Darah dan Tulang

Kalsium dalam tubuh kita tersebar di berbagai tempat, terutama dalam darah dan tulang. Kalsium perlu dikendalikan agar dapt menjalankan fungsinya.

Pengendalian kalsium dalam darah adalah sebgai berikut kalsium di dalam serum berada dalam tiga bentuk yaitu bentuk ion bebas (50%), bentuk anion kompleks terikat dengan fosfat, bikarbonat atau sitrat (5%), dan bentuk terikat dengan protein terutama dengan albumin atau glubulin (45%). Jumlah kalsium di dalam serum dijaga agar berada pada konsentrasi 9-10,4 mg/dl. Yang mengatur konsentrasi kalsium dalam cairan tubuh ini adalah hormon-hormon paratiroid (PTH) dan tirokalsitonindari kelenjar tiroid serta vitamin D. Hormon paratiroid dan vitamin D meningkatkan kalsium darah dengan cara sebagai berikut : 

a. Vitamin D merangsang absorbsi kalsium oleh saluran cerna. 
b. Vitamin D dan hormon paratiroid merangsang pelepasan kalsium dari tulang ke dalam darah. 
c. Vitamin D dan hormon paratiroid menunjang reabsorbsi kalsium di dalam ginjal. 

Pengaruh kalsitonin diduga terjadi dengan cara merangsang pengendapan kalsium pada tulang. Hal ini terjadi dalam keadaan stress, seperti pada masa pertumbuhan dan kehamilan. Dalam hal ini kalsitonin menurunkan kalsium darah.Bila darah kalsium terlalu rendah, kelanjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid. Sistem pengendalian kalsium ini akan menjaga kalsium darah dalam keadaan normal. Bila terjadi kagagalan dalam sistem pengendalian, kalsium darah akan berubah. Bila kalsium darah lebih tinggi dari normal akan terjadi kekakuan otot. Sebaliknya, bila kalsium darah lebih rendah dari normal, akan terjadi kajang otot. Kegagalan sistem ini tidak disebabkan kekurangan atau kelebihan kalsium dari makanan, akan tetapi kekurangan vitamin D atau gangguan sekresi hormon-hormon yang berperan.

Sedangkan pengendalian kalsium dalam tulang berbeda dengan pengendalian kalsium dalam darah. Kalsium tulang tersebar diantara pool (cadangan) yang relatif tidak berubah / stabil dan tidak dapat digunakan untuk pengaturan jangka pendek keseimbangan kalsium, dan pool yang cepat dapat berubah yang terlibat dalam kegiatan metabolisme kalsium (kurang lebih 1% kalsium tulang). Komponen yang dapat berubah ini dapat dianggap sebagai cadangan yang menumpuk bila makanan mengandung cukup kalsium. Cadangan kalsium ini terutam disimpan pada bagian ujung tulang panjang dalam bentuk kristal yang dinamakan Trabekula dan dapat dimobilisasi untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat pada masa pertumbuhan,kehamilan,dan menyusui. Kekurangan konsumsi kalsium untuk jangka panjang menyebabkan struktur tulang yang tidak sempurna. 

Tulang sementara berada dalam keadaan dibentuk dan diresorpsi (diserap kembali). Aspek mana yang dominan bergantung pada umur dan keadaan faali tubuh. Sistesis tulang dominan pada anak-anak, ibu hamil dan menyusui, pada orang dewasa, kedua proses ini berada dalam keadaan seimbang dimana kurang lebih 600 hingga 700 mg kalsium dipertukarkan setiap hari. Pada proses menua, proses resorpsi dominan hingga tulang secara berangsur menyusut dan menjadi rapuh. Penyusutan tulang pada umumnya terjadi pada usia 50 tahun, baik pada laki-laki maupun perempuantetapi pada perempuan dengan kecepatan lebih tinggi. Seperti telah dijelaskan diatas, kalsium didalan tulang terdapat dalam bentuk hidroksiapatit, suatu struktur kristal yang terdiri dari kalsium fosfa tdan disusun disekeliling matrik organik berupa protein kolagen untuk memberikan kekuatan pada tulang. Disamping itu terdapat ion-ion lai , termasuk flour, magnesium, seng,dan natrium. Melalui matriks dan diantar sturktur kristal terdapat pembuluh darah dan linfe, saraf, dan sumsum tulang. Melalui pembuluh darah ini ion-ion mineral berdifusi kedalam cairan ekstraseluler, mengelilingi kristal dan memungkinkan pengendapan mineral baru atau penyerapan kembali mineral dari tulang. Kalsium dalam tulang merupakan sumber kalsium darah. Walaupun makanan kurang mengandung kalsium, konsentrasinya dalam darah akan tetap normal.








(sumber: Hubungan Kalsium Dengan Ricketsia, Osteomalasia Dan Osteoarthritis, Cica Yulia, Sri Darningsih)

No comments:

Post a Comment