Wednesday, February 5, 2014

Kalsium Pada Pertumbuhan Tulang

Tulang merupakan jaringan penghubung yang terdiri dari material interselular yang terkalsifikasi, matriks tulang, dan tiga tipe sel tulang yaitu osteosit yang dapat ditemukan di ruang (lakuna) diantara matriks; osteoblas yang merupakan tempat sintesis komponen organik dari matriks; dan osteoklas yang merupakan sel raksasa multinuklear yang terlibat dalam proses resorpsi dan pembentukan jaringan tulang (Junqueira dan Carneiro 2005). Secara makroskopis tulang tersusun atas beberapa bagian, yakni diafise, epifise, metafise, tulang rawan artikular, periosteum, ruang medullar, dan osteum.

Secara mikroskopis tulang terbentuk atas tiga jenis sel tulang, matriks ekstraselular tulang, dan saluran-saluran yang tersusun secara sempuna dan kompak (Tortora dan Derrickson 2009). Tulang mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain :

1) sebagai penyokong tubuh, dengan membentuk kerangka dan tempat perlekatan tendon otot;
2) sebagai pelindung organ internal tubuh;
3) membantu pergerakan tubuh bersama otot;
4) homeostasis mineral terutama kalsium dan fosfor;
5) produksi sel darah merah oleh sumsum tulang merah;
6) penyimpanan trigliserida oleh sumsum tulang kuning (Junqueira dan Carneiro 2005; Tortora dan Derrickson 2009).

Tulang secara dinamis dan terus menerus melakukan proses remodeling, yakni proses penyusunan jaringan tulang baru dan perombakan jaringan tulang lama. Prosesremodeling sangat aktif terjadi pada individu muda 200 kali lebih cepat dibanding individu dewasa. Proses remodeling dan fungsi homeostasis mineral terutama kalsium dan fosfor pada tulang antara lain dipengaruhi oleh hormon dalam tubuh seperti parathormon, kalsitonin, dan estrogen. Defisiensi kalsium pada individu muda dapat menyebabkan terjadinya penyakit riketsia sedangkan pada individu dewasa menyebabkan osteomalacia.

Osteomalacia berbeda dengan osteoporosis pada individu dewasa. Osteomalacia diakibatkan oleh defisiensi kalsium per unit dari matriks tulang sehingga kalsifikasi tulang terganggu. Sedangkan osteoporosis lebih sering terjadi pada individu dewasa postmenopous. Pada situasi ini terjadi penurunan kadar estrogen dalam tubuh dan proses resorpsi tulang lebih tinggi dibanding dengan proses pembentukan tulang (Junqueira dan Carneiro 2005).

Fungsi tulang adalah sebagai berikut:

a) Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
b) Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak dan paru-paru).
c) Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan)
d) Membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang belakang (hematopoiesis)
e) Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium dan fosfor

Kalsium sangat diperlukan dalam pertumbuhan dan pembentukan tulang. Selain itu sangat membantu saat tulang mengalami regenerasi, karena tulang harusn dibentuk kembali. Berikut merupakan perkembangan Tulang (Osteogenesis) :

Proses pembentukan tulang disebut osteogenesis atau osifikasi. Perkembangan sel prekusor tulang dibagi ke dalam tahapan perkembangan yakni:

1) Mesenchymal stem cells
2) Sel-sel osteoprogenitor
3) Pre-osteoblas
4) Osteoblas
5) Osteosit matang.

Setelah sel progenitor membentuk garis osteoblastik, kemudian dilanjutkan dengan tiga tahap perkembangan diferensiasi sel yaitu proliferasi, pematangan matrik, dan mineralisasi. Faktor pertumbuhan tulang tergantung pada herediter, nutrisi, vitamin, mineral, hormon, dan latihan atau stres pada tulang (Scalon dan Sanders 2007). Osifikasi adalah istilah lain untuk pembentukan tulang. Osifikasi (osteogenesis) berdasarkan asal embriologisnya terdapat dua jenis osifikasi, yaitu ossifikasi intramembran yang terjadi pada sel mesenkim yang berdiferensiasi menjadi osteoblas di pusat ossifikasi secara langsung tanpa pembentukan kartilago terlebih dahulu dan osifikasi endokondral yaitu mineralisasi jaringan tulang yang dibentuk melalui pembentukan kartilago terlebih dahulu (Leeson et al. 1996; Junqueira dan Carneiro 2005).




(sumber: KTI, Ibu dan balita)

No comments:

Post a Comment